
Haul Solo ke-114 Tahun 2025, Begini Fakta Unik yang Jarang Diketahui Khalayak
Haul Solo adalah peringatan haul al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi, seorang ulama besar yang makamnya berada jauh dari Kota Solo, yakni di Yaman. Meski demikian, magnet spiritual beliau mampu menarik ratusan ribu jamaah setiap tahun untuk menghadiri haul tersebut.
Sejarah Penyelenggaraan Haul Solo
Awal mula penyelenggaraan Haul Solo berangkat dari kedatangan putra sohibul haul, al-Habib Alwi bin Ali al-Habsyi, ke tanah Jawa. Sebelum kedatangan beliau, sudah banyak murid al-Habib Ali yang menetap di Indonesia, seperti al-Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Surabaya), al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), dan al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang, Jakarta), dan lainnya.
Melihat banyak murid ayahnya di Indonesia, para ulama mendesak Habib Alwi agar mengadakan haul untuk mengenang sang ayah. Haul pertama digelar di kediaman beliau, di samping Masjid Riyadh, Solo. Saat itu, yang hadir hanya segelintir murid Habib Ali, namun mereka adalah ulama besar zamannya: Habib Abu Bakar Assegaf (Gresik), Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Habib Alwi al-Haddad (Empang, Bogor), Habib Jafar bin Syaikhon Assegaf, Habib Salim bin Jindan, dan lainnya. Dari pertemuan kecil itu, haul kemudian berkembang menjadi acara akbar yang dihadiri jamaah dari berbagai penjuru.
Peran Kiai Hamid Pasuruan
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam meluasnya Haul Solo adalah Kiai Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar dari Pasuruan, murid al-Habib Jafar bin Syaikhon Assegaf. Melalui Kiai Hamid, kabar haul tersebar luas di kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. HIngga ramai jemaah yang hadir di kala itu mayoritas merupakan warga Pasuruan dan sekitarnya. Dikarenakan wilayah Pasuruan dan sekitarnya merupakan kawasan tapal kuda yang mayoritas penduduknya berbahasa Madura, hingga pada akhirnya ceramah di acara Haul Habib Ali al-Habsyi menggunakan bahasa Madura karena mayoritas yang hadir kala itu kebanyakan penduduk kota Pasuruan.

Sumber: Radar Solo, Jawa Pos
Mengapa Disebut Haul Solo?
Nama “Haul Solo” muncul karena acara ini diselenggarakan di Kota Solo. Dengan jamaah yang datang dari berbagai daerah, penyebutan “Haul Solo” lebih mudah diingat dibanding nama panjang haul al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Seiring berjalannya waktu, haul ini berkembang pesat. Ribuan hingga ratusan ribu jamaah memadati kawasan Pasar Kliwon, khususnya sepanjang Jalan Kapten Mulyadi, setiap tahunnya. Antusiasme ini membuat Pemerintah Kota Surakarta menetapkan Haul Solo sebagai agenda tahunan kota.
Tidak hanya pemerintah kota, Keraton Kasunanan Surakarta juga turut mendukung penuh dengan menyediakan tempat istirahat bagi jamaah luar kota. Bahkan, perputaran ekonomi Solo selama haul ini mencapai miliaran rupiah hanya dalam waktu dua hari, menjadikannya salah satu momen ekonomi terbesar di kota tersebut.
Karena ketulusan para murid-murid Habib Ali di Indonesia dan Habib Alwi Al-Habsyi, acara yang dahulunya hanya dihadiri puluhan orang bagai ombak besar menerjang. Sekarang lautan manusia setiap tahunnya memenuhi Kota Surakarta untuk menghadiri Haul Solo.
Haul Solo 2025
Haul ke-114 al-Imam al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi akan diselenggarakan pada 9–13 Oktober 2025.
- 9–11 Oktober: Rauhah setiap ba’da ashar.
- 12 Oktober: Acara puncak Haul pukul 09.00 WIB.
- 13 Oktober: Penutupan dengan Maulid. DIlaksanakan ba’da subuh.
Rencananya, acara ini akan dihadiri oleh al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, dan dapat disaksikan secara langsung melalui YouTube Official Chanel Masjid Riyadh Solo, Nabawi TV, al-Wafa TV.
Sumber
- (Youtube) FAKTA UNIK HAUL SOLO, Simak sekarang❗ [SEJARAH] | Nabawi TV / https://www.youtube.com/watch?v=oepiV7tdhdo
Akun Instagram Majelis Yogyakarta (https://www.instagram.com/majelisyogyakarta)
Penulis : Alfin Haidar Ali