
Mengenal Nasab dan Keluarga Nabi: Dari Orang Tua Hingga Keturunannya
Bulan Rabiul Awal, yang dikenal sebagai bulan maulid Nabi, adalah momen terbaik untuk memperdalam kecintaan kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Salah satu caranya adalah dengan mengenal garis keturunan (nasab) dan keluarga besar Beliau. Jangan sampai kita lebih hafal silsilah artis atau publik figur daripada nasab manusia paling mulia di muka bumi ini. Artikel ini akan mengulas secara runut tentang nasab, ibu susuan, istri-istri, dan putra-putri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Nasab Mulia Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Syekh Ahmad al-Marzuki dalam kitab Aqidatul Awam menjelaskan nasab Nabi dengan dua bait nadzam yang ringkas:
أَبوه عبد الله عبد المطلب # وهاشم عبد مناف ينتسب
وأمه آمنة الزهرية # أرضعه حليمة السعدية
“Ayahanda Nabi adalah Abdullah putra Abdul Muthalib. Abdul Muthalib putra Hasyim, dan Hasyim putra Abdu Manaf. Ibunda Nabi bernama Sayyidah Aminah az-Zuhriyah. Sedangkan yang menyusuinya adalah Sayyidah Halimah as-Sa’diyah.”
Secara lengkap, nasab Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hingga ke Nabi Ismail ‘alaihis salam adalah sebagai berikut:
- Abdullah
- Abdul Muthalib
- Hasyim
- Abdu Manaf
- Qushay
- Kilab
- Murrah
- Ka‘ab
- Lu’ay
- Ghalib
- Fihr (Nadhar)
- Malik
- Kinanah
- Khuzaimah
- Mudrikah
- Ilyas
- Mudhar
- Nizar
- Ma‘ad
- Adnan
Meski ada riwayat yang menyambungkan nasab hingga Nabi Adam, para ulama berbeda pendapat mengenai keabsahannya. Oleh karena itu, yang wajib kita ketahui dan diyakini adalah nasab hingga Adnan.
Secara lengkap, nasab Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hingga ke Nabi Ismail ‘alaihis salam adalah sebagai berikut:
Ibu-Ibu yang Menyusui Nabi
Tidak hanya ibu kandung, Nabi juga memiliki ibu susuan. Dalam kitab Nurudz Dzolam, Syekh Nawawi al-Bantani menerangkan bahwa ada tiga orang wanita yang menyusui Nabi:
- Sayyidah Aminah (ibu kandung Beliau), hanya selama tiga hari.
- Tsuwaibah, budak wanita Abu Lahab, dalam hitungan hari.
- Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa‘diyah, yang menyusui Beliau hingga usia kanak-kanak.
Ummahatul Mukminin: Istri-Istri Nabi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memiliki 12 orang istri. Berikut adalah daftar mereka:
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti Zam‘ah
- Aisyah binti Abu Bakar
- Hafshah binti Umar
- Zainab binti Khuzaimah
- Ummu Salamah (Hindun)
- Zainab binti Jahsy
- Juwairiyah binti Al-Harits
- Ummu Habibah (Ramlah) binti Abu Sufyan
- Shafiyah binti Huyay
- Mariyah al-Qibtiyah
- Maimunah binti al-Harits
Namun, saat Rasulullah wafat, Beliau meninggalkan sembilan istri. Syekh Ahmad al-Marzuki dalam Aqidatul Awam menuliskan:
عن تسع نسوة وفاة المصطفى # خيرن فاخترن النبي المقتفى
عائشة وحفصة وسودة # صفية ميمونة ورملة
هند وزينب كذا جويرية # المؤمنين امهات مرضية
“Terdapat sembilan istri yang ditinggalkan wafatnya Al-Musthafa. Mereka diberi pilihan (untuk tetap setia atau tidak), lalu mereka memilih untuk mengikuti Nabi. Mereka adalah Aisyah, Hafshah, Saudah, Shafiyah, Maimunah, Ramlah (Ummu Habibah), Hindun (Ummu Salamah), Zainab (binti Jahsy), dan Juwairiyah. Mereka adalah ibu-ibu orang beriman (Ummahatul Mukminin) yang diridhai.”
Perlu diketahui dan dicatat, bahwa pernikahan Nabi yang lebih dari empat istri adalah kekhususan yang hanya diberikan oleh Allah kepada Beliau.
Putra-Putri Keturunan Nabi
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dikaruniai tujuh orang anak: tiga putra dan empat putri. Syekh Muhammad al-Fudholi dalam Kifayatul Awam menganjurkan kita untuk mengetahui urutan mereka.
Berikut urutan putra-putri Nabi:
- Qasim (Nabi juga dipanggil Abul Qasim karena putra ini)
- Zainab
- Ruqayyah
- Fatimah
- Ummu Kultsum
- Abdullah (dijuluki ath-Thayyib dan ath-Thahir)
- Ibrahim
Dari Qasim hingga Abdillah dilahirkan dari rahim Sayyidah Khadijah. Sedangkan Ibrahim adalah putra dari Mariyah al-Qibtiyah.
Kesimpulan
Mengenal nasab dan keluarga Nabi bukanlah sekadar pengetahuan sejarah. Ini adalah wujud kecintaan dan pengagungan kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dengan mengetahui silsilah dan kehidupan keluarganya, kita semakin yakin akan kemuliaan dan keutamaan Beliau. Semoga dengan ilmu ini, kita dapat meneladani akhlak dan perjuangan Beliau serta keluarganya dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi
Al-Marzuki, A. (2005.). Matan Aqidah Al-Awam. Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah.
An-Nawawi, M. (2005). Nuruzh Zhalam Syarh Aqidatul Awam. Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah.
Ar-Ridha, M. (2010). Muhammad Rasulullah SAW. Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah.